My Teacher My Coach

 



Guru bagiku adalah sesosok manusia yang seharusnya tanpa cela, seorang teladan yang menginspirasi dalam segala hal tentang kehidupan. Guru seperti kata yang melekat padanya maka ia hendaknya dapat digugu dan ditiru. Seorang yang menjadi panutan dalam segala hal dalam segala kehidupan. Zaman terus berganti, tantangan juga semakin banyak dan menanti sesosok guru yang mampu berperan aktif sebagai seorang yang menjadi teladan dalam kehidupan. Guru kini selain menjadi fasilitator dalam pembelajaran ia juga harus dapat berperan sebagai coach, seorang yang dapat menggali potensi murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Seseorang yang dapat memunculkan potensi yang dimiliki murid memberikan dorongan dan arahan untuk melejitkan potensi mereka. Sebuah keterampilan baru bagi guru sebagai coach adalah kemampuan untuk mengcoaching murid, coaching adalah sebuah kegitan berkomunikasi dengan murid misalnya pada saat murid menghadapi masalah, penurunan motivasi belajar, susah konsentrasi, tidak bisa mengikuti satu atau beberapa mata pelajaran dll  coaching  bukan langsung membantu permasalahan murid dengan memberikan solusi dan nasihat tapi coaching adalah sebuah strategi keterampilan berkomunikasi dari seorang guru  agar murid dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Dengan coaching murid dapat menemukan akar masalahnya sendiri dan menemukan solusi yang tepat untuk dapat mengatasi masalahnya.  



Dalam keterampilan coaching seorang guru bertindak sebagai coach dan murid adalah seorang coachee. Sebagai seorang coach harus pandai berkomunikasi dengan muridnya, ia harus dapat menjadi pendengar yang baik dan mampu dalam menuntun proses coaching. Ada sebuah konsep coaching yang dikenal dalam dunia pendidikan yaitu sebuah strategi yang dinamakan TIRTA. TIRTA dikembangkan dari satu model coaching yang dikenal sangat luas dan telah banyak diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will. Pada tahap 1 Goal artinya tujuan, seorang coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai dari sesi coaching ini. Tahap 2 adalah Reality yaitu hal – hal yang nyata proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee. Tahap yang ketiga adalah option atau pilihan, coach membantu coachee dalam memilih dan memilah hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi. Dan tahap yang keempat adalah Will atau keinginan untuk maju komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.



Model TITRA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Tirta sebuah kepanjangan dari Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi dan Tanggung jawab. Dari segi bahasa tirta artinya air jadi ibarat air yang mengalir dari hulu ke hilir, murid bagaikan air biarkan ia merdeka mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Peran kita sebagai guru untuk menjaga air itu agar tetap mengalir tanpa sumbatan. Tugas guru adalah menyingkirkan sumbatan- sumbatan yang dapat menghambat potensi murid. Guru dapat mengcoach dengan mengikuti alur TIRTA. Dalam melaksanakan coaching kemampuan berkomunikasi seorang guru amat sangat diperlukan, ada empat aspek berkomunikasi yang dapat mendukung seorang guru agar dapat berkomunikasi dengan baik dengan muridnya yaitu komunikasi asertif sebuah teknik berkomunikasi dimana seseorang dapat menyampaikan pendapatnya secara lugas tanpa menyinggung lawan bicaranya baik secara verbal maupun non verbal, dalam bahasa simplenya komunikasi yang luwes, lentur mengalir. Kita dapat menyamakan kata kunci menyamakan persepsi dulu dengan murid, kemudian menyamakan bahasa tubuh, menyelaraskan emosi. Hal yang kedua yang dapat kita lakukan dalam coaching adalah menjadi pendengar yang aktif.  Coaching berkaitan dengan keterampilan mendengar kesabaran mendengar lebih banyak mendengar dari pada bicara, dalam coaching fokus komunikasi adalah pada murid bukan guru jadi yang sebaiknya banyak bicara adalah murid bukan guru.  Yang ketiga adalah kemampuan bertanya efektif, seorang guru dalam coaching harus memiliki kemampuan bertanya yang dapat menstimuli pemikiran, memunculkan hal yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya, mengungkapkan emosi atau nilai dalam diri yang dapat mendorong seorang murid membuat aksi bagi pengembangan potensi dirinya. Dan yang keempat  dalam komunikasi adalah guru harus memiliki kemampuan memberikan umpan balik yang positif yang bertujuan untuk membangun potensi yang ada pada murid dan menginspirasi mereka untuk berkarya.



Dalam kaitan dengan coaching ini memang diperlukan kemampuan komunikasi dari seorang guru dan keterbukaan hati keinginan dari seorang guru untuk membantu murid menuntun agar mereka dapat menemukan dan  melejitkan potensi yang dimiliki murid. Selain itu  juga kedekatan dari seorang guru dengan murid, sebab murid hanya bisa berbicara terbuka kepada guru yang memang mereka merasa dekat dengannnya, merasa nyaman untuk berbicara dengan guru. Kemampuan coaching bagi guru kini menjadi suatu keharusan sesuai dengan tuntutan zaman, dimana semua anak memiliki keunikan dan kekhasan masing- masing dan kita harus mampu memfasilitasi keberagaman kekhasannya sesuai dengan kodratnya, sesuai dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi kita tidak bisa menyamarakan dalam memfasilitasi semua potensi murid.

Coaching juga bisa guru gunakan untuk memfasilitasi potensi murid dalam segala kondisi, bukan hanya kaitannya dalam pembelajaran dikelas, namun juga untuk menuntun potensi mereka diluar kelas. Untuk menuntun tumbuhnya karakter yang baik yang akan menuntun dan mengupayakan keselamatannya sesuai dengan tujuan pendidikan. Menuntun potensi yang dapat dikembangkan diluar kelas berkaitan dengan minat dan bakatnya misalnya bakat dalam olahraga, kesenian, menulis, bercerita, pidato dan banyak hal lainnya. Coaching juga berkaitan dengan keyakinan guru pada murinya, kepercayaan guru pada muridnya, yakin bahwa murid tersebut memiliki potensi yang dapat dikembangkan,  percaya bahwa murid tersebut dapat berhasil dengan potensi yang dimilikinya. Sering kali sugesti guru pada murid itu dapat dibuktikan dalam arti akan menjadi doa dengan demikian selalu tanamkan sugesti yang positif yang baik pada murid, tanamkan kepercayaan berikan kepercayaan pada murid  kita karena dengan sugesti yan baik yang positif maka keyakinnan itu kepercayaan itu akan menjadi sebuah doa yang bisa terbukti nyata insya Alloh. Praktik baik yang sudah saya lakukan dalam coaching, bukan hanya saya terapkan untuk murid, namun coaching juga saya terapkan pada orang tua murid sebagai upaya untuk menyamakan pola asuh pendidikan pembelajaran karakter yang saya terapkan disekolah supaya bisa diterapkan di kawal dan dibina juga oleh orang tua dirumah. Praktik baik yang sudah saya lakukan kepada orang tua ini ternyata berdampak  sangat baik bagi tumbuh kembang karakter murid dan sikap juga perilaku mereka karena dengan menyamakan persepsi, frekwensi, mindset guru, murid dan orang tua dan selain itu juga memberikan sugesti sugesti yang baik yang positip maka potensi murid dapat ditemukan dikembangkan dikawal dan dibina dengan menerapkan konsep tri pusat pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan diperlukan kolaborasi  yang baik antara guru disekolah, orang tua dirumah dan lingkungan masyarakat tempat tinggal murid. 


Komentar

Popular Posts

Pembelajaran Tematik SD Kelas 4

Materi Ajar Kelas 6: PERUBAHAN SOSIAL (IPS) & SOLMISASI LAGU MANUK DADALI (SBdP)