Merasakan Juga Ditembak Si Ehem π
Masya Alloh
ya, sebait permainan dunia senda gurau dunia.
Minggu pagi seperti biasa, rutinitas healing ke kebun aku lakukan untuk bukan hanya sekedar mengalihkan sejenak konsentrasi dari aktifitas yang membosankan di kota perjuangan, namun juga untuk silaturahmi ke kampung halaman karena aku ada orangtua yang sedang sakit, saudara dan lain sebagainya urusan keluarga. Waktu itu kami ( aku dan suami ) kerja bakti membersihkan kebun yang sudah penuh sesak oleh sang tali putri yang menggulung tanaman singkong kami, dengan terpaksa kami panen singkongnya lumayan bisa buat oleh- oleh ke kota dan juga untuk berbagi di kampung halaman.
Berkebun, selain juga sambil menikmati paparan sinar matahari pagi, sebagai guru saya mempraktikan peran guru sebagai petani yang hanya menuntun kodrat alam tanaman disesuaikan dengan kodrat zaman π dan ternyata dengan praktik langsung, saya jadi semakin menjiwai hahay ….
Mungkin ini
awal masuknya virus yang menyebalkan itu, sebelum pulang ke kota aku beli baso
dulu disebuah tempat yang hits di kampung halaman, disana saat ini memang penuh
sesak, nah sepertinya dari kerumunan itu mulainya tapi walohualam karena ya
virus itu ga kelihat ya.
Sampai
rumah, karena ada sedikit kendala teknis langsung beresin rumah yang sedikit
menguras tenaga karena ada kebocoran pipa air hiks.
Mungkin
karena cape dan makanan kurang terjaga malam selepas isya tibalah angin utara
menyerang hehe….ku tangkis dengan doa- doa dan dzikir terus menerus,
alhamdulilah tak ada panas yang menyerang, udara yang terasa hanya dingin
menggigil hiks. Dua hari dinginnya luar biasa mungkin seperti dikutub utara (
mungkin karena saya belum pernah ke kutub ) haha lebay ya maafkan.
Ya, begitulah setelah itu hari ketiga tidak dingin, langsung bapil dan hari ke5 tidak ada penciuman…ya Alloh merasakan juga ini virus makhluk hidupmu yang kecil tak terlihat entah ada tau tak ada ….Tuhan Tolong aku, aku ingat kata- kata temanku yang entahlah dulu ditahun pertama pandemi beliau sudah terkena dan cerita pengalamannya, aku coba resep- resepnya dan alhamdulilah aku hanya sehari merasakan anosmia, luar biasa aku merasakan makan tanpa rasa, meraskan tak ada penciuman, bahkan keringatku saja tak tercium hiks….
Tapi Subhanalloh pertolongan Alloh, saat subuh aku makan diatas sajadah tanpa rasa dengan sumber protein tinggi dan siang jam 8 penciumanku kembali normal …. Subhanalloh luar biasa pertolongan Alloh dan keajaiban lagi yang terjadi.
Dalam sakit itu aku coba refleksi dalam stress yang kuhadapi siapa gerangan yang merekayasa segala ini, jika ini murni dari Tuhan tentu saja kami harus ikhlas, akan tetapi jika ini hanya sebuah rekayasa tentu kami ingin yang membuatnya merasakan juga.
Pada saat sakit 2022 tak ada dokumentasi yang kumiliki, foto sakit di atas adalah foto saat sakit tahun 2018 dan itu titik balik saya untuk amat menjaga kesehatan karena aturan pelayanan kesehatan yang berubah membuat sedikit catatan pahit dalam perjalanan kehidupan sakit itu benar2 menguras isi dompet, nah dari itu saya berusaha menjaga untuk sehat dan memilih menggunakan uang menikmati uang untuk sehat. Qodarulloh 4 tahun berlalu saya dan malah sekeluarga harus merasakan sakit lagi yang pastinya menguras lagi isi dompet π.
Sakit yang
kekinian ini merubah tatanan interaksi juga ya dengan sesama, kita malah
menjauhi yang sakit padahal justru saat seseorang sakit ia sedang butuh untuk
diperhatikan dengan lebih, nah kita malah menjauhinya itulah mungkin salah satu
penyebab banyaknya yang tumbang berguguran walohualam. Semoga krisis itu tidak
terjadi lagi dikehidupan ini.
Sebagai muslim sebagaimana zakat pencuci harta, maka sakit adalah pencuci jiwa dari situ saya belajar ikhlas menerima sakit ini semoga sakit ini membawa berkah dan pasti ada hikmah. Kami merasakan serangan itu hingga dua kali.
ππΌππΌππΌ
BalasHapusTerimakasih
BalasHapus