Teknologi Sebagai Papan Tulis Bagi Guru di Era Pandemi
Sudah hampir 8 bulan, kita berada dalam situasi pandemic. Jika di ibaratkan dalam sebuah kehamilan, maka hanya satu bulan lagi untuk melahirkan dan akan terlahir sebuah bayi anggaplah sebagai karya atau hasil yang di nantikan. Akan tetapi akankah kita menghasilkan sebuah karya selama masa pandemic ini. Pandemic merubah segalanya, kehidupan sosial, manusia harus mengurangi interaksi secara langsung dengan sesamanya, bahkan dilarang untuk berkerumun, bersalaman dan lainnya. Manusia harus merubah pola kehidupan untuk tetap berada di rumah. Bekerja dari rumah, beribadah dari rumah dan belajar dari rumah. Dari segi ekonomi tidak sedikit yang terdampak. Pandemic banyak membuat orang terkena PHK dan lainnya. Dampak yang paling dirasakan adalah perubahan dalam pembelajaran. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa untuk belajarpun mau tidak mau harus dirumah. Keberhasilan belajar benar- benar ditentukan oleh factor internal yakni kemauan setiap individu untuk belajar tinggi, dukungan orang yang ada di dekatnya/ orangtua dirumah. Jika kedua hal tersebut tinggi, maka murid akan berhasil.
Terlepas
dari itu kita sebagai guru tentu saja tetap berjuang untuk mencerdaskan anak
bangsa, mencari solusi bagaimana untuk tetap bisa melayani dengan sebaik
mungkin, menjangkau mereka untuk memberi motivasi dan juga memfasilitasi murid
untuk belajar. Maka kehadiran teknologi adalah jawabannya. Melek teknologi
adalah kuncinya. Guru harus melek teknologi untuk menjangkau mereka murid-
murid yang harus berdiam dirumah untuk keamanan dan keselamatannya. Kalo kita
renungkan, sesungguhnya kita sudah berganti berapa kali memasuki abad
perubahan. Dahulu kita mengajar melalui papan tulis memakai kapur, lalu
beberapa tahun kemudian kita memakai spidol. Dan tahun ini kita mau tidak mau
memakai layer laptop atau layer HP. Maka Saya menyebutnya teknologi sebagai
papan tulis untuk guru dimasa pandemic. Bagaimana tidak, hanya dengan teknologi
kita masih bisa menjangkau keberadaan mereka, bertanya tentang kondisi dan juga
memberikan pelajaran.
Jadi kemampuan untuk melek Teknologi saat ini terutama bagi guru adalah sebuah keniscayaan, meskipun peran kita tak akan terganti dengan teknologi akan tetapi peran kita akan lebih baik dalam era pandemic ini jika kita bisa menggunakan teknologi. Berbagai aplikasi dalam teknologi sudah banyak dikembangkan untuk mendukung pembelajaran. Kita harus bersyukur di permudah dan hanya tinggal menggunakannya saja. Pembelajarn dimasa pandemic memang bukan memindahkan ruang belajar dari kelas ke media dimana waktu, strategi, metode nya sama akan tetapi guru dituntut menyesuaikan dengan kondisi murid. Untuk masa pandemic ini pembelajaran yang saya pilih yakni kombinasi daring dan luring yaitu blended learning. Memang tidak mudah memahami dengan cepat bagaimana papan tulis harus kita gunakan dalam perbedaan ruang dengan murid, akan tetapi dengan belajar kita sebagai guru pasti bisa. Beruntung lagi banyak sekali wadah- wadah yang menjadi media pembelajaran bagi guru untuk belajar bagaimana mengajar dimasa pandemic, yang sangat mudah di akses dan gratis. Kita juga bisa mengakses informasi dari berbagai sumber salah satunya ada di http://gurupenggerakindonesia.com.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik, dimana setiap individu dapat difasilitasi sesuai dengan karakternya. Guru tidak boleh menyamaratakan media pembelajaran yang di akses murid, akan tetapi harus memfasilitasi semua sesuai kemampuanya. Guru juga harus menjalin komunikasi dan interaksi dengan orangtua dan menjadikan mereka sebagai team teaching kita dirumah. Lagi- lagi kita menjalin hubungan bisa melalui teknologi. Bisa melalui telpon, WA, medsos dan lainnya. Tetapi bagaimana pun tetap interaksi tatap muka langsung perlu sesekali dilakukan dengan team teaching kita yakni orang tua dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan, misalnya memfasilitasi orangtua untuk berkonsultasi dengan guru terkait kesulitan mengajar selama PJJ berikut pemecahan solusi jika ada murid yang kurang semangat belajar dan lainnya.
Jika dahulu, buku adalah jendela ilmu, maka sekarang teknologi bisa dikatakan sebagai jendela ilmu, teknologi sebagai papan tulis bagi guru untuk mengajar dan kita bisa tau segala hal melalui teknologi. Ayo sahabat- sahabatku para guru diseluruh Indonesia kita tetap semangat berkarya. Salam Leny Vitriasari Bandung Jawa Barat.
Komentar
Posting Komentar