Keterampilan Bertanya


Kegiatan bertanya dilakukan oleh semua orang tanpa memandang batas umur. Anak kecil sering mempertanyakan hal-hal yang ingin diketahuinya, bahkan pada masa perkembangan anak ada masa yang disebut “masa apa itu“, yaitu masa anak kecil mempertanyakan segala sesuatu yang dilihatnya. Dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan bertanya cukup mendominasi kelas. Serentetan hasil penelitian yang dilakukan sejak awal abad ke-20 tentang kegiatan bertanya, yaitu bahwa guru menggunakan 30 % dari waktunya untuk bertanya (G.A. Brown dan R Edmondson, 1984). Data ini menunjukan betapa pentingnya kegiatan bertanya dalam proses pembelajaran.



Umumnya tujuan bertanya adalah untuk memperoleh informasi, namun kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru tidak hanya bertujuan untuk memperoleh informasi, tetapi juga untuk meningkatkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa, pertanyaan yang diajukan guru tidak semata-mata bertujuan mendapatkan informasi tentang pengetahuan siswa tetapi juga mendorong para siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pertanyaan yang diajukan guru akan berpengaruh terhadap jawaban siswa. Pertanyaan yang jelas dan singkat akan mendapat jawaban yang jelas pula, demikian pula cara guru mengajukan pertanyaan akan mempengaruhi jawaban siswa. Pertanyaan yang diajukan dengan penuh kehangatan dan rasa simpati akan mendapatkan respons yang berbeda dengan pertanyaan yang diajukan secara dingin dan sikap tak acuh.

Ada 3 alasan mengapa guru perlu menguasai keterampilan bertanya, pertama pada umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan metode ceramahnya, guru masih beranggapan bahwa dia adalah sumber informasi sedangkan siswa adalah penerima informasi. Dengan demikian maka siswa bersikap pasif dan menerima, tanpa keinginan/keberanian untuk mempertanyakan hal-hal yang menimbulkan keraguannya. Dengan dikuasainya keterampilan bertanya oleh guru, maka siswa menjadi lebih aktif, kegiatan belajar menjadi lebih bervariasi, dan siswa dapat berfungsi sebagai sumber informasi. Kedua Kebiasaan yang ada dalam masyarakat kita tidak membiasakan anak untuk bertanya sehigga keinginan anak untuk bertanya selalu terpendam. Kebiasaan itu terbawa kedalam kelas sehingga kesempatan yang diberikan guru tidak banyak dimanfaatkan oleh siswa dan guru tidak berusaha menggugah keinginan siswa untuk bertanya. Ketiga Penerapan pendekatan cara belajar scientific dalam kegiatan pembelajaran menuntut keterlibatan siswa secara mental-intelektual dimana siswa harus berani bertanya apa yang di pelajari dan juga diakhir pembelajaran sisaw harus mengkomunikasikan hasil temuannya dalam pembelajaran, hal ini mungkin terjadi jika guru menguasai keterampilan bertanya yang mampu menggugah keinginan siswa untuk bertanya.

Keterampilan bertanya dikelompokan menjadi dua bagian besar, yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar terdiri atas : 

a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya singkat dan jelas sehingga mudah dipahami oleh para siswa. Pertanyaan dibuat dengan menggunakan struktur kalimat yang sederhana.

b. Pemberian acuan
Sebelum guru bertanya, guru perlu memberikan acuan berupa informasi yang perlu diketahui siswa. Siswa mengolah informasi yag diberikan sehingga dapat menjawab pertanyaan guru.

c. Pemusatan
Pertanyaan luas menuntut jawaban yang umum dan cukup luas, sedangkan pertanyaan yang sempit menuntut jawaban yang khusus/ spesifik.

d. Pemindahan giliran
Ada kalanya sebuah pertanyaan, tidak dapat dijawab secara tuntas oleh siswa, guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa lain dengan cara pemindahan giliran, artinya setelah siswa pertama memberi jawaban, guru meminta siswa kedua dan seterusnya untuk melengkapi jawaban. Cara seperti ini mendorong siswa untuk selalu memperhatikan jawaban yang diberikan temannya serta meningkatkan interaksi antar siswa.

e. Penyebaran
Guru sebaiknya menyebarkan giliran pada siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Tujuan penyebaran pertanyaan adalah untuk meningkatan perhatian dan partisipasi para siswa. Guru menunjukan pertanyaan kepada seluruh siswa, kemudian menyebarkan pertanyaan secara acak sehingga semua siswa siap untuk mendapat giliran.

f. Pemberian waktu berfikir
Guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk siswa menjawab pertanyaan.

g. Pemberian tuntunan
Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa ataupun jawaban tidak seperti yang diharapkan, maka guru harus memberi tuntunan yakni dengan cara memparafrasekan yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan dengan cara lain yang lebih mudah dan sederhana sehingga dapat dipahami oleh siswa. Kedua mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang dapat menuntun siswa menemukan jawabannya, ketiga mengulangi penjelasan/ informasi sebelumnya yang berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan.

            Kelompok keterampilan bertanya yang kedua adalah keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya lanjut terdiri atas :

a. Pengubahan tuntunan kognitif dalam menjawab pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan guru mengundang siswa untuk berfikir. Berfikir merupakan proses mental yang terjadi dalam diri siswa. Kualitas proses mental yang terjadi dalam diri siswa ketika memikirkan jawaban pertanyaan guru tergantung dari kualitas pertanyaan guru. Jika guru hanya mengajukan pertanyaan yang bersifat ingatan, seperti menanyakan apa, siapa, dimana  maka proses mental yang terjadi dalam diri siswa tidak perlu berfikir tetapi hanya mengingat. Tetapi jika guru mengajukan pertanyaan mengapa, bagaimana maka siswa akan berfikir keras sehingga menuntut proses mental tingkat tinggi. Maka dari itu guru hendaknya berusaha mengajukan pertanyaan yang tergolong pada tingkat kognitif yang tinggi dari taksonomi Bloom. Dengan demikian, guru diharapkan mengajukan pertanyaan yang bersifat pemahaman, aplikasi, analisis dan sintetis, evaluasi dan kreasi.

b. Pengaturan urutan pertanyaan
Agar kemampuan berfikir siswa berkembang secara baik, guru hendaknya mengatur urutan pertanyaan yang diajukan. Urutan pertanyaan yang tidak teratur hanya akan membingungkan siswa dan dapat menghambat perkembangan kemampuan berfikir siswa.

c. Penggunaan pertanyaan pelacak
Pertanyaan pelacak bertujuan untuk membimbing siswa berfikir kritis dalam mengembangkan jawabannya, dengan cara meminta klarifikasi, meminta siswa memberi alasan, meminta kesepakatan pandangan siswa, meminta jawaban yang lebih relevan, meminta contoh, meminta jawaban yang lebih komplek.

d. Peningkatan terjadinya interaksi
Meningkatkan interaksi merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan keterlibatan mental intelektual siswa secara maksimal, peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara menghindari atau mengurangi pertanyaan yang hanya dijawab oleh seorang siswa, mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan sehingga guru bukan satu-satunya orang yang bertanya dalam kelas, berikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan sehingga terjadi interaksi antarsiswa. Dengan demikian partisipasi siswa dalam kelas dapat ditingkatkan.

Dengan demikian dalam menerapkan  keterampilan bertanya, guru hendaknya mengajukan pertanyaan secara antusias, hangat, menghindari untuk mengulangi pertanyaan sendiri, mengulangi jawaban siswa, menjawab pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak, mengajukan pertanyaan ganda, menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan, memberikan waktu berfikir, mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan dan menilai pertanyaan yang telah diajukan. Demikian Keterampilan bertanya yang bisa kita kembangkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, agar pembelajaran lebih bermakna. 

picture credit by 3dm
Tulisan ini hadir atas dukungan dari salah satu Suhu pada komunitas WAFA, Terimakasih Pa Suis atas dukungan nya :) 
Leny V dari berbagai sumber 

Komentar

Posting Komentar

Popular Posts

My Teacher My Coach

Pembelajaran Tematik SD Kelas 4

Materi Ajar Kelas 6: PERUBAHAN SOSIAL (IPS) & SOLMISASI LAGU MANUK DADALI (SBdP)